Suara.com - Jelang Pemilu 2024, Voxpol Research & Consulting Center merilis hasil survei terkait pendapat publik terkait presiden yang berasal dari suku Jawa. Apa hasilnya?
Direktur Eksekutif Voxpol Center Research & Consulting Pangi Syarwi Chaniago mengungkap mayoritas publik yakni sebanyak 53,5 persen tidak setuju jika presiden harus berasal dari suku Jawa.
Sementara itu, sebanyak 38,3 persen responden lainnya setuju jika presiden harus berasal dari suku Jawa. Adapun 8,2 persen responden sisanya menjawab tidak tahu/tidak jawab.
"Masih besar memang 38 persen menginginkan orang Jawa menjadi presiden," kata Pangi saat acara rilis survei di Jakarta, Jumat.
Baca Juga: Holding BUMN Jasa Survei Ciptakan SDM Unggul Lewat Cara Ini
Anggota Komisi VII DPR RI Adian Napitupulu yang hadir sebagai pembicara mengamini temuan hasil survei tersebut. Menurutnya, hasil survei tersebut menunjukkan kualitas demokrasi di tengah masyarakat yang semakin membaik.
"Berikutnya orang tidak akan bertanya suku mu dari mana etnis mu dari mana, ketika kau mau memperjuangkan masyarakat kau berpotensi untuk menang dari tempat itu walaupun kau bukan tidak berasal dari etnis tempat itu," tuturnya.
Ia menilai masyarakat harus berani membuka peluang sebesar-besarnya bagi kemungkinan presiden yang tidak hanya berasal dari suku Jawa sebagai pendewasaan bangsa Indonesia.
"Kalau menurut saya kalau kita konsisten dengan republik Indonesia itu terjadi," ucapnya.
Survei Voxpol Center Research & Consulting yang dilakukan pada 22 Oktober-7 November dilakukan terhadap 1.220 responden menggunakan multistage random sampling. Survei ini memiliki toleransi atau batas kesalahan (margin of error) sekitar 2,81 persen.
Baca Juga: Tiga Parpol Diduga Lolos Jadi Peserta Pemilu 2024 Karena Instruksi, Saksi: Kita Diperintahkan
Usia responden yang dijadikan sampel adalah 17 tahun ke atas atau sudah menikah. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara tatap muka secara langsung dengan responden menggunakan kuesioner. [ANTARA]